KORELASI SPEARMAN RANK (Suharto)Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk Ordinal.Contoh:Ada 10 orang responden yang diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tentang Motivasi dan Prestasi dalam sebuah kantor. Jumlah responden yang diminta mengisi daftar pertanyaan itu 10 karyawan, masing-masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai yang diberikan oleh kesepuluh responden tentang Motivasi dan Prestasi itu diberikan pada contoh berikut. Yang akan diketahui adalah apakah ada hubungan antara Motivasi dengan Prestasi.Berdasarkan hal tersebut maka:Judul penelitian adalah : Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi.Variabel penelitiannya adalah : nilai jawaban dari 10 responden tentang Motivasi (Xi) dan Prestasi (Yi)Rumusan masalah: apakah ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi?Hipotesis:Ho: tidak ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi.Ha: ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi5. Kriteria Pengujian HipotesisHo ditolak bila harga ρ hitung > dari ρ tabelHo diterima bila harga ρ hitung ≤ dari ρ tabelPenyajian dataJawaban responden yang telah terkumpul ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini:Tabel 1. Nilai Motivasi dan Prestasi
Nomor responden
Jumlah Skor
Jumlah skor
1
9
8
2
6
7
3
5
6
4
7
8
5
4
5
6
3
4
7
2
2
8
8
9
9
7
8
10
6
6
6. Perhitungan untuk pengujian HipotesisData tersebut diperoleh dari sumber yang berbeda yaitu Motivasi (Xi) dan Prestasi (Yi). Karena sumber datanya berbeda dan berbentuk ordinal, maka untuk menganalisisnya digunakan Korelasi Rank yang rumusnya adalah:ρ = 1 – ( 6Σbi 2 : N ( N2 – 1 )ρ = koefisien korelasi Spearman Rankdi = beda antara dua pengamatan berpasanganN = total pengamatan Korelasi Spearman rank bekerja dengan data ordinal. Karena jawaban responden merupakan data ordinal, maka data tersebut diubah terlebih dahulu dari data ordinal dalam bentuk ranking yang caranya dapat dilihat dalam Tabel 2.Bila terdapat nilai yang sama, maka cara membuat peringkatnya adalah: Misalnya pada Xi nilai 9 adalah peringkat ke 1, nilai 8 pada peringkat ke 2, selanjutnya disini ada nilai 7 jumlahnya dua. Mestinya peringatnya kalau diurutkan adalah peringkat 3 dan 4. tetapi karena nilainya sama, maka peringkatnya dibagi dua yaitu: (3 + 4) : 2 = 3,5. akhirnya dua nilai 7 pada Xi masing-masing diberi peringkat 3,5. Selanjutnya pada Yi disana ada nilai 8 jumlahnya tiga. Mestinya peringkatnya adalah 2, 3 dan 4. Tetapi karena nilainya sama maka peringkatnya dibagi tiga yaitu: (2 + 3 + 4) : 3 = 3. Jadi nilai 8 yang jumlahnya tiga masing-masing diberi peringkat 3 pada kolom Yi. Selanjutnya nilai 7 diberi peringkat setelah peringkat 4 yaitu peringkat 5. Lanjutkan saja…..Tabel 2. Tabel penolong untuk menghitung koefisien korelasi Spearman Rank.
Nomor Responden
Nilai Motivasi Resp. I (Xi)
Nilai Prestasi dari Resp. II (Yi)
Peringkat (Xi)
Peringkat (Yi)
bi
bi2
1
9
8
1
3
-2
4
2
6
7
5,5
5
0,5
0,25
3
5
6
7
6,5
0,5
0,25
4
7
8
3,5
3
0,5
0,25
5
4
5
8
8
0
0
6
3
4
9
9
0
0
7
2
2
10
10
0
0
8
8
9
2
1
1
1
9
7
8
3,5
3
0,5
0,25
10
6
6
5,5
6,5
-1
1
0
7
Selanjutnya harga bi2 yang telah diperoleh dari hitungan dalam tabel kolom terakhir dimasukkan dalam rumus korelasi Spearman Rank :ρ = 1 – 6.7 : ( 10 x 102 -1 ) = 1 – 0,04 = 0,96Sebagai interpretasi, angka ini perlu dibandingkan dengan tabel nilai-nilai ρ(dibaca: rho) dalamTabel 3. Dari tabel itu terlihat bahwa untuk n = 10, dengan derajat kesalahan 5 % diperoleh harga 0,648 dan untuk 1 % = 0,794. Hasil ρ hitung ternyata lebih besar dari ρ tabelDerajat kesalahan 5 %….. 0,96 > 0,648Derajat kesalahan 1 %….. 0,96 > 0,794Hal ini berarti menolak Ho dan menerima Ha.Kesimpulan :Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara Motivasi (Xi) dengan Prestasi (Yi). Dalam hal ini hipotesis nolnya (Ho) adalah: tidak ada hubungan antara variabel Motivasi (Xi) dengan Prestasi (Yi). Sedangkan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah:terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Motivasi (Xi) dengan Prestasi (Yi). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Atau dengan kata lain bahwa variabel Motivasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan Prestasi.Tabel 3: Tabel Nilai-nilai ρ (RHO), Korelasi Spearman Rank
Analisis SWOT adalah alat yang sangat sederhana, namun sangat membantu Anda untuk mengembangkan strategi bisnis, apakah Anda membangun bisnis atau mengembangkan perusahaan lebih baik lagi.
Pengertian Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Ketika Anda melakukan analisis SWOT, Anda akan mempelajari strategi yang solid untuk memprioritaskan pekerjaan yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan bisnis Anda.
Anda mungkin berpikir bahwa Anda sudah tahu semua yang perlu Anda lakukan untuk berhasil, tetapi analisis SWOT akan memaksa Anda untuk melihat bisnis yang dimiliki dengan cara baru dan dari arah baru. Anda akan melihat kekuatan dan kelemahan bisnis, dan mengatur cara agar bagaimana Anda dapat memanfaatkannya untuk memanfaatkan peluang dan ancaman yang ada di pasar Anda.
Siapa yang harus melakukan analisis SWOT?
Agar analisis SWOT efektif, pendiri dan pemimpin perusahaan perlu terlibat secara mendalam. Ini bukan tugas yang bisa didelegasikan kepada orang lain.
Tetapi, peimimpin perusahaan juga tidak boleh melakukan pekerjaan sendiri. Untuk hasil terbaik, kumpulkan sekelompok orang yang memiliki perspektif berbeda tentang perusahaan. Pilih orang yang dapat mewakili berbagai aspek perusahaan Anda, mulai dari penjualan dan layanan pelanggan hingga pemasaran dan pengembangan produk. Setiap orang harus memiliki bagian dalam hal ini.
Perusahaan yang inovatif bahkan melihat di luar jajaran internal mereka sendiri ketika mereka melakukan analisis SWOT dan mendapatkan masukan dari pelanggan untuk menambahkan suara unik mereka ke dalam pertimbangan keputusan bisnis.
Jika Anda memulai atau menjalankan bisnis sendiri, Anda masih dapat melakukan analisis SWOT. Ambil sudut pandang tambahan dari teman yang tahu sedikit tentang bisnis Anda, akuntan Anda, atau bahkan vendor dan pelanggan. Kuncinya adalah memiliki sudut pandang yang berbeda.
Bisnis yang menggunakan analisis SWOT untuk menilai situasi mereka saat ini dan menentukan strategi untuk bergerak maju. Tetapi, ingatlah bahwa segala sesuatunya terus berubah dan Anda perlu menilai kembali strategi Anda, dimulai dengan analisis SWOT baru setiap enam hingga 12 bulan.
Bagi pemula, analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan bisnis. Ini akan membantu menyusun strategi agar Anda memulai dengan langkah yang benar dan mengetahui arah yang akan Anda tuju.
Cara Melakukan Analisis SWOT dengan Benar
Seperti yang kami bahas diatas, Anda harus mengumpulkan tim untuk melakukan analisa SWOT. Anda tidak perlu melakukan analisa sepanjang hari, satu atau dua jam sudah cukup.
Kumpulkan orang-orang dari berbagai bagian perusahaan Anda dan pastikan Anda memiliki perwakilan dari setiap bagian. Anda akan menemukan bahwa berbagai kelompok dalam perusahaan Anda memiliki perspektif yang sama sekali berbed. Dan point ini sangat penting untuk membuat analisis SWOT Anda berhasil.
Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk memminta setiap orang mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah groupthink dan memastikan bahwa semua suara didengar.
Setelah melakukan brainstorming selama lima hingga 10 menit, letakkan semua catatan dan tempel di dinding jangan lupa untuk mengelompokkan ide-ide serupa. Izinkan siapa pun menambahkan catatan tambahan pada titik ini jika ide orang lain memicu pemikiran baru.
Setelah semua ide diorganisasikan, sekarang saatnya untuk menentukan peringkat ide. gunakan sistem pemungutan suara di mana setiap orang mendapat lima atau sepuluh “suara” yang dapat mereka bagikan dengan cara apa pun yang mereka suka. Membuat catatan dalam berbagai warna berguna untuk latihan ini.
Berdasarkan latihan pemungutan suara, Anda harus memiliki daftar gagasan yang dapat diprioritaskan. Tentu saja, daftar itu sebagai bahan untuk diskusi dan debat, dan seseorang di ruangan itu harus dapat membuat keputusan terakhir pada prioritas. Ini biasanya CEO, tetapi bisa didelegasikan kepada orang lain yang bertanggung jawab atas strategi bisnis.
Anda akan ingin mengikuti proses menghasilkan ide untuk masing-masing dari empat kuadran dari analisis SWOT Anda: Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.
Contoh Pertanyaan yang dapat membantu menginspirasi analisis Anda
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda tanyakan kepada tim Anda ketika sedang membangun analisis SWOT Anda. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu menjelaskan setiap bagian dan memicu pemikiran kreatif pada tim.
Kekuatan (Strength)
Kekuatan atau Strength adalah poin internal dan positif dari perusahaan Anda. Ini adalah hal-hal yang berada dalam kendali Anda. Contohnya adalah
Proses bisnis apa yang berhasil?
Aset apa yang Anda miliki di tim Anda, seperti pengetahuan, pendidikan, jaringan, keterampilan, dan reputasi?
Aset fisik apa yang Anda miliki, seperti pelanggan, peralatan, teknologi, pendanaan, dan paten produk? Apa keunggulan kompetitif yang Anda miliki dibandingkan pesaing Anda?
Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah faktor negatif yang mengurangi kekuatan Anda. Ini adalah hal-hal yang Anda mungkin perlu tingkatkan agar menjadi lebnih kompetitif.
Adakah hal-hal yang Anda perlukan untuk membuat bisnis menjadi lebih kompetitif?
Proses bisnis apa yang perlu diperbaiki?
Apakah ada aset berwujud yang dibutuhkan perusahaan Anda, seperti pendanaan atau peralatan?
Apakah ada celah di tim Anda?
Apakah jabatan Anda ideal untuk menunjang kesuksesan Anda?
Peluang (Opportunities)
Peluang adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis Anda yang cenderung berkontribusi pada kesuksesan bisnis.
Apakah market bisnis Anda berkembang dan apakah ada tren yang akan mendorong orang untuk membeli lebih banyak dari apa yang Anda jual?
Adakah acara atau event yang dapat dimanfaatkan perusahaan Anda dalam menumbuhkan pengembangan bisnis?
Apakah ada perubahan peraturan yang akan mempengaruhi perusahaan Anda secara positif?
Jika bisnis Anda terus erkembang, apakah itu berarti pelanggan membutuhkan produk Anda?
Ancaman (Threats)
Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat Anda kendalikan. Anda tetap harus mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah yang terjadi.
Apakah Anda memiliki pesaing potensial yang dapat memasuki pasar Anda?
Apakah pemasok akan selalu dapat memasok bahan baku yang Anda butuhkan dengan harga yang cocok
Bisakah perkembangan di masa depan dalam teknologi mengubah cara Anda melakukan bisnis?
Apakah perilaku konsumen berubah dengan cara yang dapat berdampak negatif bagi bisnis Anda?
Adakah tren pasar yang bisa menjadi ancaman?
Contoh analisis SWOT
Untuk membantu Anda memahami dengan lebih baik seperti apa contoh SWOT sebenarnya, kami akan memberikan contoh kasus yang bisa Anda pelajari
Gudeg Arini, restoran makanan khas Indonesia di sekitaran jogjakarta. Mereka menjual makanan khas indonesia dan juga gudeg kalengan, serta bermacam-macam oleh-oleh khas jogja.
Restoran ini berencana untuk membuka cabang pertamanya di pusat kota solo dan sangat fokus pada pengembangan model bisnis yang akan membuatnya mudah berkembang dengan cepat dan membuka kemungkinan waralaba. Pada tabel terlihat seperti apa analisis SWOT mereka:
Strengths
Weaknesses
Opportunities
Threats
Lokasi: Pusat kota yang sibuk
Kekurangan modal: Persetujuan pinjaman dari bank
Pertumbuhan daerah: kota solo tumbuh sebesar 8,5% setiap tahun, dan sebagai kota wisata sekaligus kota pelajar
Kompetisi: restoran serupa memiliki pelanggan setia
Keunikan: Makanan tradisional indonesia yang sehat, dan oleh oleh untuk wistawan lokal dan asing
Kurangnya reputasi: Bisnis belum stabil
Target pertumbuhan pasar: Pelajar, wisatawan, dan warga lokal yang terus bertumbuh
Masalah pada saat pembukaan: pelanggan mungkin tidak kembali lagi
Pengelolaan: Memiliki keterampilan manajemen yang sudah mumpuni
Kurangnya alat penunjang dalam bisnis: masih menggunakan proses akuntansi manual
Masalah pembuatan laporan keuangan: belum menggunakan software akuntansi
Kesimpulan
Jika analisis SWOT Anda selesai, Anda siap untuk mengubahnya menjadi strategi nyata. Bagaimanapun, latihan ini adalah tentang menghasilkan strategi yang dapat Anda kerjakan selama beberapa bulan ke depan.
Langkah pertama adalah melihat kekuatan Anda dan mencari tahu bagaimana Anda dapat menggunakan kekuatan itu untuk memanfaatkan peluang Anda. Lalu, lihat bagaimana kekuatan Anda bisa menuntaskan ancaman yang ada di pasar. Gunakan analisis ini untuk menghasilkan daftar tindakan yang dapat Anda lakukan.
Dengan daftar tindakan Anda, lihat kalender perusahaan Anda dan mulailah menempatkan target pada tanggal tertentu. Apa yang ingin Anda capai dalam setiap beberapa bulan, misalnya.
Anda juga ingin melakukan ini dengan menganalisis bagaimana peluang eksternal dapat membantu Anda mengatasi kelemahan internal Anda sendiri. Bisakah Anda juga meminimalkan kelemahan itu sehingga Anda dapat menghindari ancaman yang Anda identifikasi?
Sekali lagi, Anda harus memiliki daftar tindakan yang ingin Anda prioritaskan dan jadwalkan.
Kembali ke contoh kasus Gudeg Arini: Berdasarkan analisis SWOT mereka, berikut adalah beberapa strategi potensial untuk pertumbuhan untuk membantu Anda memikirkan bagaimana menerjemahkan SWOT Anda ke dalam sasaran yang dapat ditindaklanjuti.
Restoran Gudeg Arini: Strategi potensial untuk pertumbuhan
Pertimbangkan untuk mencari investor. Gudeg Arini dapat memilih opsi ini untuk mendapatkan modal yang lebih besar.
Buat rencana pemasaran. Karena Gudeg Arini ingin menjalankan strategi pemasaran khusus, menargetkan mahasiswa, wisatawan, dan keluarga lokal dengan menekankan bahwa pilihan makanan mereka sehat dan nyaman, tentunya restoran harus mengembangkan rencana pemasaran yang lebih menarik.
Rencanakan pembukaan perdana yang besar. Bagian penting dari rencana pemasaran itu adalah pembukaan perdana toko, dan strategi promosi yang diperlukan untuk mendapatkan target pasar tersendiri.
Rencanakan menggunakan software akuntansi untuk memudahkan transaksi dan mempercepat laporan keuangan yang minim kesalahan.
Dengan sasaran dan tindakan Anda yang tepat dalam pengelolaan bisnis, akan lebih mudah menyelesaikan rencana strategis untuk bisnis Anda. . Tindakan yang Anda hasilkan dari analisis SWOT Anda akan cocok dengan bagian tonggak dari rencana pengembangan bisnis Anda dan akan memberi Anda fondasi konkret pada bisnis.
Statistika merupakan sebuah ilmu yang khusus untuk mempelajari tentang bagaimana cara dalam mengumpulkan data, menyajikan data, menganalisis data serta berinterpretasi tentang data tersebut.
Statistika pada umumnya bekerja dengan memakai data numerik yang di mana adalah hasil cacahan maupun hasil pengkuran yang dilakukan dengan menggunakan data kategorik yang diklasifikasikan menurut sebuah kriteria tertentu.
Informasi kemudian dicatat sekaligud dikumpulkan baik itu dalam bentuk informasi numerik maupun informasi kategorik yang disebut sebagai suatu pengamatan.
Apabila didasarkan dari orientasi pembahasannya maka statistika dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain:
1. Statistika Matematik (mathematical statistic)
Statistika matematik atau juga biasa disebut sebagai statistika teoritis merupakan suatu penerapan yang lebih berorientasi kepada pemahaman atau model serta berbagai teknik statistika secara matematis atau teoriti.
2. Statistika Terapan (applied statistic)
Sementara untuk statistika terapan ini sendiri lebih fokus ke dalam pembahasan sekaligus pemahaman intuitif konsep. Serta juga berbagai teknik statistika pemakainnya pada berbagai bidang ilmu.
Metode Statistika
Metode statistika sendiri merupakan suatu prosedur yang biasa dipakai dalam pengumpulan, penyajian, analisis serta untuk penafsiran data.
Berabgai metode di atas kemudian dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, antara lain:
Statistika Deskriptif
Statistika Inferensial
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, jika dalam artikel kali ini kita hanya akan membahas tentang statistika inferensial.
Apa itu yang dimaksud sebagai statistika deskriptif? Selengkapnya, simak artikel ini sampai selesai ya.
Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif merupakan suatu metode yang berhubungan dengan pengumpulan atau penyajian data sampai memberi informasi yang berguna.
Statistika di golongkan menjadi dua bagian, yakni statistika deskriptif dan statistika inferensia yang dilakukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
Untuk contoh dari statistika deskriptif sendiri antara lain yaitu:
tabel
diagram
grafik
besaran-besaran lain dalam majalah dan koran-koran.
Sementara untuk contoh visualnya, grafik pengunjung pada suatu website dapat kita jadikan salah satu conton visual dari statistika deskriptif, yaitu:
Dengan menggunakan Statistika deskriptif, berbagai kumpulan data bisa tersaji dengan ringkas dan juga rapi serta mampu memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
Informasi yang di dapatkan yang berasal dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, dan juga kecenderungan suatu gugus data. Selengkapnya akan dilanjutkan di bawah.
Penyajian Data Bentuk Grafis antara lain:
Histogram
Pie Chart
Ogive
Poligon
Diagram Batang Daun (Stem and Leaf)
Penyajian data secara numerik mempunyai beberapa bentuk, diantaranya yakni:
Central Tredency
Fractile
Skewness
Pengukuran Keruncingan
Dispersion atau pencaran
Penyajian Data Statistika Deskriptif
Penyajian data dalam kategori deskriptif bisa berupa grafis dan numerik, diantaranya yakni:
1. Penyajian Data dalam Bentuk Grafis
Penyajian data dalam bentuk grafis ini terdiri atas berbagai macam, diantaranya seperti:
Pertama, Histogram:
Histogram adalah suatu grafik dari distribusi frekuensi dari sebuah variabel.
Tampilan histogram pada umumnya berwujud balok. Penyajian data ini terdiri atas dua sumbu utama dengan sudut 900 di mana sebagai absis sumbu X serta sebagai ordinat Y.
Lebar balok akan menunjukan suatu jarak dari batas kelas interval, sementara untuk tinggi balok akan menunjukkan besarnya frekuensi suatu data.
Kedua, Pie Chart:
Pie Chart atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Diagram kue merupakan suatu lingkaran yang dibagi menjadi beberapa sektor.
Pada masing-masing sektor bisa menyatakan besarnya presentase atau bagian untuk tiap-tiap kelompok.
Ketiga, Poligon:
Poligon adalah sautu grafik dari distribusi frekuensi yang tergolong suatu variabel.
Tampilan dari poligon juga pada umumnya berupa garis – garis patah yang didapatkan dengan cara menghubungkan puncak pada masing – masing nilai tengah kelas.
Poligon ini sangat baik dimanfaatkan dalam hal membandingkan bentuk dari dua distribusi.
Keempat, Ogive:
Ogive adalah satu bentuk gambar dari distribusi frekuensi kumulatif pada sebuah variabel. Untuk suatu tabel distribusi frekuensi, bisa juga kita bikin ogive positif serta ogive negatifnya.
Kelima, Diagram Batang Daun (Stem and Leaf):
Diagram Batang Daun atau juga disebut sebagai Stem and Leaf juga sama dengan histogram, hanya saja yang membedakan adalah informasi yang didapatkan lebih baik.
Hal itu disebabkan pada diagram batang daun memperlihatkan nilai – nilai hasil pengamatan asli.
Dalam diagram ini juga akan digambarkan bilangan – bilangan yang juga sebagai batang serta disebelah kananya ditulis bilangan sisanya.
2. Penyajian Data Numerik
Seperti yang telah disebutkan di atas, penyajian data numerik terdiri dari beberapa macam seperti:
Penyajian data secara numerik terdiri dari beberapa macam – macam, yaitu antara lain :
Pertama, Central Tredency.
Kedua, Dispersion atau pencaran.
Ketiga, Fractile.
Keempat, Skewness.
Kelima, Pengukuran Keruncingan.
Metode Dasar dalam Statistik Deskriptif
Ada dua macam metode dasar di dalam statistik deskriptif, antara lain numerik dan grafis.
Pendekatan numerik bisa dipakai dalam menghitung nilai statistik dari sekumpulan data. Sebagai contoh: meandan standar deviasi. Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
Metode grafis lebih sesuai dibandingkan dengan metode numerik untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu dalam data, dilain pihak, pendekatan numerik lebih tepat serta objektif. Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Terdapat tiga karakteristik atau ciri utama dari variabel tunggal, diantaranya yaitu:
Distribusi data (distribusi frekuensi)
Ukuran pemusatan atau tendensi sentral (Central Tendency)
Ukuran penyebaran (Dispersion)
Distribusi Data
Pengaturan, penyusunan, serta peringkasan data dengan membikin tabel seringkali membantu, khususnya ketika kita bekerja untuk menghandle sejumlah data yang besar.
Tabel tersebut berisi daftar nilai data yang mungkin akan berbeda (baik data tunggal maupun data yang telah dikelompok-kelompokan) sekaligus nilai frekuensinya.
Frekuensi akan menggambarkan banyaknya kejadian atau kemunculan nilai data dengan kategori tertentu.
Distribusi data yang telah diatur tersebut sering disebut sebagai distribusi frekuensi. Dengan begitu, distribusi frekuensi dapat diartikan sebagai daftar sebaran data (baik data tunggal ataupun data kelompok), yang diikuti dengan nilai frekuensinya.
Data kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa kelas sehingga karakteristik atau ciri penting data tersebut bisa dengan cepat terlihat.
Distribusi frekuensi yang paling sederhana ialah distribusi yang menunjulan daftar pada masing-masing nilai dari variabel yang dilengkapi dengan nilai frekuensinya.
Distribusi frekuensi bisa kita tunjukan dalam dua cara, antara lain yakni dengan tabel atau dengan grafik.
Distribusi juga bisa digambarkan dengan memakai nilai persentase. Penyajian distribusi dalam bentuk grafik lebih mempermudah dalam hal menunjukan karakteristik serta kecenderungan tertentu dari sekumpulan data.
Grafik data kuantitatif mencangkup Histogram, Poligon Frekuensi dan yang lainnya.
Sementara grafik untuk data kualitatif mencangkup Bar Chart, Pie Chart dan yang lainnya.
Distribusi frekuensi akan memudahkan kita dalam hal melihat pola dalam data.
Meski demikian, kita akan kehilangan informasi dari nilai individunya.
Bentuk Distribusi
Salah satu hal penting yang ada ada “deskripsi” suatu variabel ialah bentuk distribusinya, yang menggambarkan frekuensi dari berbagai selang nilai variabel.
Pada umumnya, seorang peneliti yang tertarik dalam seberapa baik distribusi bisa kita perkirakan oleh distribusi normal.
Statistik deskriptif sederhana bisa mebgasih beberapa informasi yang relevan dengan masalah ini.
Untuk contohnya, apabila skewness (kemiringan), yang mengukur kesimetrisan distribusi data, tidak sama dengan 0, maka distribusi disebut tidak simetris (a simetris),.
Serta jika skewness bernilai 0 artinya data tersebut berdistribusi normal (simetris).
Apabila kurtosis (keruncingan), yang mengukur keruncingan distribusi data, tidak sama dengan 0, maka distribusi data mungkin lebih datar ataupun lebih runcing daripada dengan distribusi normal.
Nilai kurtosis dari distribusi normal yaitu 0.
Informasi yang lebih akurat bisa kita dapatkan dengan memakai salah satu uji normalitas yakni untuk menentukan peluang apakah sampel berasal dari pengamatan populasi yang berdistribusi normal atau tidak (contohnya, uji Kolmogorov-Smirnov, atau uji Shapiro-Wilks’W).
Tetapai di antara uji formal itu tidak terdapat satu pun yang bisa sepenuhnya menggantikan pemeriksaan data secara visual dengan memakai cara grafis. Contohnya histogram (grafik yang menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel).
Grafik (Histogram, misalnya) memungkinkan kita untuk dapat mengevaluasi normalitas dari distribusi empiris.
Hal tersebut disebabkan pada histogram tersebut diikuti juga dengan overlay kurva normalnya.
Hal ini juga akan sangat memungkinkan kita untuk memeriksa berbagai aspek dari bentuk distribusi data secara kualitatif.
Contohnya, distribusi bisa bimodal (mempunyai 2 puncak) maupun multimodal (lebih dari 2 puncak).
Hal tersebut akan menggambarkan bahwa sampel tidak homogen serta unsur-unsurnya berasal dari dua populasi yang berbeda.
Ukuran Pemusatan (Central Tendency)
Salah satu aspek yang paling penting dalam menunjukan distribusi data yaitu nilai pusat pengamatan.
Pada masing-masing pengukuran aritmatika yang diarahkan dalam menunjukan suatu nilai yang mewakili nilai pusat ataupun nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan) dikenal dengan sebutan ukuran tendensi sentral.
Adapun tiga jenis ukuran tendensi sentral yang sering dimanfaatkan, diantaranya yaitu:
Mean
Median
Mode
Rata-rata hitung atau juga disebut dengan arithmetic mean atau yang sering kita sebut sebagai mean saja adalah suatu metode yang paling banyak dipakai dalam menunjukan ukuran tendensi sentral.
Mean ini dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai data pengamatan lalu dibagi dengan banyaknya data. Mean dipengaruhi oleh adanya nilai ekstrem.
Median merupakan nilai yang membagi himpunan pengamatan menjadi dua bagian yang sama besar atau 50% dari pengamatan yang berada di bawah median serta 50% lagi berada di atas median.
Median dari n pengukuran/ pengamatan x1, x2 ,…, xn merupakan suatu nilai pengamatan yang berada di tengah gugus data sesudah data tersebut diurutkan.
Jika banyaknya pengamatan (n) ganjil, median berada tepat ditengah gugus data, sementara jika n genap, median didapatkan dengan cara interpolasi.
Yakni cara di mana rata-rata dari dua data yang berada di tengah gugus data.
Median tidak dipengaruhi oleh adanya nilai ekstrem.
Modus merupakan sautu data yang paling sering muncul atau terjadi.
Untuk menentukan adanya modus, pertama kali kita harus menyusun data dalam urutan meningkat atau sebaliknya. Lalu diikuti dengan menghitung frekuensinya.
Nilai yang frekuensinya paling besar (sering muncul) itulah yang dinamakan sebagai modus.
Modus dipakai baik untuk tipe data numerik maupun data kategoris.
Modus tidak dipengaruhi oleh adanya nilai ekstrem.
Karakteristik penting untuk ukuran pusat yang baik
Ukuran dari nilai pusat (average) adalah nilai pewakil dari sebuah distribusi data, sehingga harus mempunyai sifat-sifat seperti yang ada di bawah ini:
Harus mempertimbangkan semua gugus data
Tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim.
Harus stabil dari sampel ke sampel.
Harus mampu digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
Dari beberapa ukuran nilai pusat, Mean hampir memenuhi seluruh persyaratan tersebut, kecuali dengan syarat pada point kedua, rata-rata akan dipengaruhi oleh nilai ekstrem.
Sebagai contoh, apabila item yaitu 2; 4; 5; 6; 6; 6; 7; 7; 8; 9 maka mean, median dan juga modus yang seluruhnya sama dengan 6.
Apabila nilai terakhir merupakan 90 bukan 9, rata-rata akan menjadi 14.10.
Sementara untuk median dan modus yang tidak berubah.
Meskipun median dan juga modusnya lebih baik dalam hal ini, tetapi mereka tidak memenuhi persyaratan lainnya.
Oleh sebab itu Mean adalah suatu ukuran nilai pusat yang terbaik serta sering dimanfaatkan dalam bidang analisis statistik.
Kapan kita menggunakan nilai pusat yang berbeda?
Nilai ukuran pusat yang tepat untuk dipakai akan tergantung dalam sifat data, sifat distribusi frekuensi serta tujuan.
Apabila data kualitatif, hanya modusnya saja yang bisa dipakai.
Sebagai contoh, jika kita tertarik untuk mengetahui jenis tanah yang khas pada sebuah lokasi, atau pola tanam di sebuah daerah, kita bisa memakai modus.
Namun, disisi lain juga, apabila data bersifat kuantitatif, kita bisa memakai salah satu dari ukuran nilai pusat tersebut.
Apabila data bersifat kuantitatif, maka kita harus mempertimbangkan sifat distribusi frekuensi gugus data itu.
Jika distribusi frekuensi data tidak normal (tidak simetris), median atau modus adalah ukuran pusat yang tepat.
Jika ada nilai-nilai ekstrim, baik kecil atau besar, lebih tepat memakai median ataupun modus.
Jika distribusi data normal (simetris), seluruh ukuran nilai pusat, baik itu mean, median, maupun modus bisa dipakai. Tetapi, mean lebih sering dipakai dibanding yang lainnya sebab lebih memenuhi persyaratan untuk ukuran pusat yang baik.
Pada saat kita berhadapan dengan laju, kecepatan serta harga akan lebih tepat memakai rata-rata harmonik.
Apabila kita tertarik dalam perubahan relatif, seperti dalam kasus pertumbuhan bakteri, pembelahan sel dan sebagainya, rata-rata geometrik merupakan rata-rata yang paling tepat untuk digunakan.
Statistika Inferensia
Statistika inferensial merupakan suatu metode yang dapat dipakai untuk bisa menganalisis kelompok kecil dari data induknya maupun sample yang diambil dari populasi. Hingga dalam peramalan serta juga bisa penarikan kesimpulan pada kelompok data induknya atau populasi.
Statistika inferensial ini merupakan suatu rangkuman dari semua metode atau cara yang berkaitan dengan analisis sebagian data. Yang mana selanjutnya akan sampai pada peramalan ataupun penarikan kesimpulan tentang keseluruhan data induk dari populasi tersebut.
Generalisasi yang mempunyai ikatan dengan statistika inferensial memiliki sifat yang tidak pasti.
Hal tersebut disebabkan berdasar pada informasi parsial yang diperolehnya dari sebagian data sehingga yang didapatkan merupakan peramalan saja.
Contoh Statistika Inferensia
Dalam catatan kelulusan yang dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. dDi suatu Sekolah Menengah Atas ini menunjukkan apabila sekitar 72% di antara siswa SMA lulus dengan nilai yang memuaskan.
Nilai numerik 72% tersebut adalah bentuk dari sebuah statistika deskriptif.
Jika dilandasi dengan hal ini, kemudian seorang siswa dapat menyimpulkan jika peluang dirinya akan lulus ialah dengan nilai yang sangat memuaskan.
Nilai tersebut yaitu lebih dari 70%. Sehingga siswa tersebut sudah melakukan statistika inferensial yang tentunya memiliki sifat yang tidak pasti.
Contoh gambar Statistika inferensia
Di dalam statistika inferensial dilaksanakan pendugaan parameter yang memicu timbulnya hipotesis.
Serta juga melakukan pengujian hipotesis tersebut sampai pada kesimpulan yang berlaku secara umum.
Metode atau cara ini pada umumnya disebut dengan istilah statistika induktif. Disebut demikian karena kesimpulan yang ditarik dilandasi dengan informasi dari sebagian datanya saja.
Pengambilan kesimpulan statistika inferensial ini juga hanya dilandasi dengan sebagaian data yang bisa menimbulkan sifatnya menjadi tidak pasti.
Sehingga hal tersebut memungkinkan berlangsungnya kesalahan pada pengambilan keputusan. Hingga pengetahuan teori peluang mutlak dibutuhkan di dalam melaksanakan berbagai metode statistika inferensial.
Fungsi Statistika Inferensia
Statistika inferensial atau juga disebut sebagai statistika induktif merupakan statistik yang mempunyai tujuan dalam menaksir secara umum sebuah populasi dengan memakai hasil sampel.
Termasuk di dalamnya memuat teori penaksiran serta juga pengujian teori. Statistika inferensial biasa dimanfaatkan dalam melakukan beberapa hal seperti di bawah ini:
Melaksanakan generalisasi dari sampel ke populasi.
Melaksanakan uji hipotesis.
Ruang lingkup Bahasan Statistika Inferensial
Apabila berdasarkan dengan ruang lingkup bahasannya, statistika inferensial dapat meliputi:
Probabilitas atau teori kemungkinan
Dristribusi teoritis
Analisis kovarians
Sampling dan sampling distribusi
Pendugaan populasi atau teori populasi
Analisis varians
Uji Hipotesis
Analisis korelasi serta uji signifikasi
Analisis regresi untuk peramalan
Perbedaan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensia
Statistika inferensial dan jugs statistika deskriptif tentulah keduanya mempunyai perbedaan, berikut akan kami berikan perbedaan di antara keduanya, antara lain:
Statistika deskriptif hanya terbatas dalam penyajian data pada bentuk tabel, diagram, ataupun grafik serta besaran lainnya.
Sementara statistika inferensial tidak hanya mencakup statistic deskriptif saja, tetapi juga dapat dipakai dalam melakukan estimasi serta penarikan kesimpulan kepada populasi dari sampelnya. Untuk dapat sampai dalam penarikan kesimpulan statistika inferensial harus melewati beberapa tahap uji hipotesis serta juga uji statistik.
Demikianlah ulasan singkat terkait Statistika Deskriptif yang dapat kami sampaikan. Semoga ulasan di atas mengenai Statistika Deskriptif dapat kalian jadikan sebagai bahan belajar kalian ya.
Ada 3 orang mahasiswi datang konsultasi ke rumah, dengan baju yang sedikit basah dan seoerti merass kedinginan, sementara diluar cuacanya hujan lebat dan udaranya terasa dingin menusuk tulang. Mereka mengaku sebagai mahasiswa di salah satu universitas terkenal di Surabaya, dengan wajah yg lelah, bingung, menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, kemudian mulai bercerita yang mereka hadapi hingga datang kemari ” Mb, kami lagi penelitian dengan desain penelitian Pre dan Post, rencana sampel 125 responden, dan kami sudah diburu waktu untuk segera wisuda semester ini” ketiganya sambil melihat kearah saya, terdiam sesaat. ” bisakah kami dibantu untuk datanya, sekalian analisa datanya? dan minta dibantu hasilnya bisa sesuai teory yang ada di bab proposal”. “Kalian pake data primer apa data sekunder?” Kata saya. “Data primer, pake kuisioner mb.” Jawab mereka. Lho.. kok jadi serius.. LUPAKAN LUPAKAN.. DAN PERHATIKAN yang saya sampaikan.
Kami akan membantu untuk membuatkan data seperti yang kalian inginkan dan analisa data yang sesuai dengan penelitian anda. Kontak kami di 08125253494 konsultasikan apapun tentang penelitian anda pada kami sekarang dan selama penelitan anda. SUKSES milik kita bersama.